Assalamu’alaikum Akhi wa Ikhwati....!!
Yapps... Kali ini ane mau ngirim makalah
tentang Biografi Singkat Ibnu Kaisan... Semoga Bermanfaat . . !!
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad keempat hijriyah para ahli nahwu
Baghdad memunculkan metode baru dalam ilmu nahwu, yaitu dengan memilih yang
terbaik dari kedua pendapat aliran nahwu yang telah ada, Basrah dan Kufah. Hal
ini bermula ketika mereka belajar nahwu kepada dua tokoh yang berbeda aliran,
yaitu Tsa’lab dan Al-Mubarrad kemudian mulai mempertemukan kedua aliran
tersebut hingga memunculkan aliran baru yang dapat dibedakan dari keduanya.
Namun, Ibnu Kaisan yang notabene-nya murid
dari Tsa’lab dan al Mubarrad dapat meramu pendapat ahli-ahli nahwu, dan
mengambil pendapat yang menurutnya valid, Kemudian menganalogikannya, serta
tidak bersikap fanatik kepada salah satunya. Sehingga beliau menjadi tokoh
terpenting dari generasi awal ini.
Generasi awal aliran Baghdad ini memang
cenderung kepada pendapat aliran Kufah. Oleh karenanya, mereka kadang disebut
sebagai pengikut Kufah dan kadang pula disebut sebagai pengikut aliran Baghdad.
Kemudian, muncul tokoh seperti Az-Zajjaji, Abu Ali Al-Farisi dan Ibn Jinni yang
mana cenderung kepada pendapat aliran Basrah.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana biografi singkat Ibnu kaisan?
- Apa saja kitab karangan Ibnu
kaisan?
C. Tujuan
- Mengetahui dan memahami
biografi singkat Ibnu kaisan.
- Mengetahui kitab-kitab
karangan Ibnu kaisan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Ibnu Kaisan
Ibnu kaisan merupakan tokoh utama mazhab
Baghdad yang memiliki nama lengkap Abu al-Hasan Muhammad bin Ahmad bin Kaisan.
Ia dikenal sebagai seorang ulama bahasa Arab, mahir bahasa dan nahwu dari
Baghdad dan merupakan tokoh pertama nahwu mazhab baghdad meskipun oleh sebagian
penulis biografi lain semisal Brooklman ia dimasukkan sebagai imam nahwu mazhab
Bashrah. Beliau juga merupakan perintis atau penggagas mazhab baru tersebut
bersama Abu Hanîfah Ahmad bin Dâwud al-Dinawari, Abu al-Thayyib Mihammad bin
Ahmad bin Ishâq al-A’rabi al-Wasyâ , al-Akhfash al-Shagîr, Ali bin Sulaiman bin al-Fadhl al-Nahwiyy.
Ibnu Kaisan belajar nahwu kepada Mubarrad dan
Tsa'lab, kemudian mengikuti Madzhab Bashrah dan Kufah dalam bidang nahwu sampai
menjadi ulama nahwu terkenal. Bahkan Ibn Mujahid mengatakan bahwa beliau ini
lebih menguasai nahwu daripada kedua gurunya ( Al-Mubarrad dan Tsa'lab). Ibnu
Kaisan dapat meramu pendapat ahli-ahli nahwu, dan mengambil pendapat yang
menurutnya valid, Kemudian menganalogikannya, serta tidak bersikap fanatik
kepada salah satunya. Ya'qut berkata: "Tetapi Ia lebih cenderung kepada
madzhab Bashrah."
Abu Bakar Muhammad bin Mubraman hendak membaca kitab Sibawaih di hadapan
Ibnu Kaisan, tetapi ia menolaknya sambil berucap: "Pergilah beserta kitab
Sibawaih kepada Ahlinya," yakni Az-Zajaj dan Ibnu Siraj.
Menurut
riwayat tentang majelis Ibnu Kaisan: "Dia bisa memulai pengajiaannya
dengan bacaan Al-Qur'an lalu bacaan-bacaan lainnya, kemudian membacakan
hadist-hadist Rasul SAW. Di depan pintu Masjidnya telah berkumpul seratus
pelayan kendaraan yang disediakan untuk para ulama, penulis dan tokoh yang
hendak pergi ke Masjid Ibnu Kaisan, Beliau sangat menghormati tamunya."
B. Karya-karya Ibnu Kaisan
Beliau wafat pada tahun 299 H. Ibnu kaisan
meninggalkan banyak kitab karangan, diantaranya adalah Al-Muhadzdzad, dalam
bidang nahwu:
1.
Ikhtilaf al-Bashriyyin wa al-Kufiyyin fi
an-Nahwi
2.
Al-Kafi
fi an-Nahwi
3.
At-Tasharif
4.
Al-Mukhtar fi ‘Ilal an-Nahwi.
5. Al-Haqaiq
6. Al-Waqf wa Al-Ibtida
7. Al-Hija wa Khat
8.
Al-Burhan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ibnu kaisan merupakan tokoh utama mazhab
Baghdad yang memiliki nama lengkap Abu al-Hasan Muhammad bin Ahmad bin
Kaisan. Beliau belajar nahwu kepada
Mubarrad dan Tsa’lab. Namun , menurut Ibnu Mujahid, Ibnu Kaisan lebih menguasai
ilmu nahwu daripada kedua gurunya sehingga beliau mampu menggabungkan antara dua pemikiran
(Basarah dan Kufah).
Beliau wafat pada tahun 299 H. Ibnu kaisan
meninggalkan banyak kitab karangan, diantaranya adalah Al-Muhadzdzad, dalam
bidang nahwu: Ikhtilaf al-Bashriyyin wa
al-Kufiyyin fi an-Nahwi, Al-Kafi fi an-Nahwi, Al-Mukhtar fi ‘Ilal an-Nahwi.

Comments
Post a Comment